being a first daughter in a broken home family …

mourl
2 min readMar 17, 2024

--

how does it feel?

tidak pernah bisa menjadi pilihan untuk terlahir menjadi anak keberapa, di keluarga seperti apa, dan kemampuan serta kepribadian apa yang dimiliki kelak. kita terlahir tanpa keinginan, namun, konon katanya, sebelum dilahirkan kita ditanya sebanyak tiga kali oleh Tuhan “apakah kamu yakin ingin hidup menjadi manusia?”, dan mungkin ketika itu, aku terlalu excited untuk mengetahui siapa yang menjagaku kelak.

sekali lagi, kita tidak bisa memilih ingin terlahir di keluarga siapa, bukan? menjadi anak pertama di suatu hubungan awalnya memang membahagiakan. mendapatkan segala kasih sayang, cinta, harapan, dan mata yang berbinar serta senyum yang sumringah senantiasa menyambut setiap jam. namun, apakah itu semua lenyap ketika kamu memiliki adik? mengapa berubah? bukannya itu keinginan mereka untuk menambah buah hati?

memiliki seorang adik membahagiakan pada awalnya, karena akhirnya punya “teman” dan itu berarti harapan kedua orang tua tidak hanya berpusat di si sulung saja. namun, ketika keadaan sudah berubah dan mereka menyesal untuk terus menciptakan buah hati yang sudah memiliki nyawa itu, si sulung merasakan semestanya berubah dengan cepat. tak mengenal jeda. ia dipaksa menerima keadaan yang berbalik. itu bagus apabila keadaan ekonomi terus mendukung suatu keluarga untuk bahagia. I do not believe in people who say “money can’t buy happiness”. dude? in reality, money determines your happiness. pada awalnya, si sulung mengharapkan apapun hanya dengan satu ucap kata saja, keinginannya sudah muncul di depan mata. namun, keadaan sekarang berbanding terbalik bukan?

bukan hal yang mudah menjadi si sulung. hidup sebagai tangan kanan orang tuamu dan tidak boleh memihak satu dari mereka, karena kodratmu sebagai anak; dari mereka berdua. tetapi, apabila satu pasangan saling mengatakan keburukan pasangannya di depan si sulung, bagaimana ia harus bertindak? misalnya, ketika itu keduanya mengatakan hal buruk; berbicara kasar; dan bilang kamu anak yang tidak berguna, then what’s next? haruskah si sulung pergi, menghapus nama dari kartu keluarga, lalu (yang paling menyedihkan) meninggalkan adik-adikmu yang masih belia? bagaimana bisa si sulung tega meninggalkan adiknya di lingkaran hitam itu?

kata orang, “pahamilah kedua orang tuamu karena bagaimanapun, mereka baru pertama kali menjadi orang tua”. namun, apakah kami juga tidak pertama kali menjadi anak sulung? yang mendapatkan gertakan ketika adiknya terluka; yang terluka tetapi tak boleh; yang ingin menangis tetapi hanya bisa bersama jalanan di pagi hari ketika berangkat kuliah; yang mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya sendiri; yang harus menerima cacian apabila tidak becus; yang harus menjadi “kantor pos” ketika mereka bertikai; dan yang selalu mengorbankan impiannya demi adik-adiknya.

kami tidak menyesal lahir di dunia ini, apalagi menjadi si sulung. itu menyenangkan memiliki adik dan melihatnya bertumbuh kembang dibawah pengasuhanmu. tetapi, apakah kalian lupa, bahwa si sulung juga seorang anak yang berhak mendapatkan kasih sayang?

--

--

mourl
mourl

Written by mourl

author diary | though | as much as she can't say to the world ..

Responses (1)