Salah satu hal paling fatal dalam hidup manusia adalah jatuh cinta.
“Namun, bagaimana jika kebetulan dia juga mencintai kita?”
Bukankah itu pernyataan yang bagus? Tentu saja. Tetapi, apakah kenyataan bahwa saling mencinta tapi memilih tak bersama juga dapat disebut indah? Bisa iya, bisa juga tidak.
Tidak, apabila keduanya setelah menjalani kisah kasih dan menuliskan janji itu pada dunia seolah-olah mereka akan selamanya, tiba-tiba berubah menjadi asing. Memilih untuk menyerah karena ketidakmungkinan yang pelik, daripada cinta itu nanti berubah menjadi malapetaka.
Mungkin, memang benar bahwa kepemilikan itu hanyalah suatu hal yang semu. Toh, semuanya akan kembali pada alam semesta. Tidak apa — apa, setiap jin, malaikat, dan setan di sekitarku mengingatkan ku padamu, sehingga bukan hal yang mudah untuk melupakan. Mungkin, merelakan adalah jalan satu-satunya. Mungkin juga, dia juga akan menemukan orang yang lebih baik daripada aku. Dan mungkin lagi, aku sudah siap dengan kenyataan itu.
“Hopes Jogja hold you,
Hoping hold you like I do.”
26/6 f
